“…Seperti tersembunyi dibalik debu sejarah, tidak banyak
yang tahu bahwa Aceh dan Kota Salem, Massachusetts, Amerika Serikat
mempunyai hubungan yang sangat erat di masa lampau…”
Terkhusus dalam hal perdagangan lada. Sanking eratnya, hingga logo
Kota Salem pun menggunakan simbol-simbol Aceh. Benarlah Aceh punya
sejarah gilang gemilang di masa lalu.
Berawal dari sebuah tag di Facebook oleh teman saya, Safar Manaf,
saya tertarik menelusuri lebih lanjut bagaimana hubungan antara Aceh
dengan Salem. Atau lebih layak dikatakan hubungan Aceh dengan Amerika
Serikat pada waktu itu, mengingat hal-hal yang terjadi di kemudian hari
melibatkan Pemerintah Amerika Serikat dibawah pimpinan Presiden Jackson.
Safar Manaf dalam blognya menulis secara singkat mengenai sejarah
Kota Salem. Uraian sejarah tersebut bisa diakses dengan mengklik tab “City Seal” (lambang kota) pada website kota Salem. Berikut adalah terjemahan versi Safar Manaf terhadap teks tersebut:
Lambang Kota Salem, Massachusetts
Kenyataannya, Jika kita menelisik kembali lambang kota Salem, kita akan menemukan gambaran seorang Atjeh.
Pada puncak perdagangan lada, Dewan Kota memerintahkan untuk menciptakan sebuah segel yang menggambarkan “Sebuah
kapal yang sedang berlayar, mendekati pantai yang digambarkan dengan
seseorang yang berdiri di antara pepohonan di mana kostumnya menunjukkan
wilayah tersebut adalah bagian dari Hindia Timur“, motto ‘Divitis Indiae usque ad ultimum sinum’ … yang berarti “Menuju pelabuhan terjauh di Timur yang kaya…”
George Peabody, anak dari pedagang lada yang disegani, dan dia
sendiri juga memiliki kapal pengangkut lada, melukis desain seorang pria
memakai serban merah rata, celana panjang merah dan ikat pinggang
merah, jubah kuning sebatas lutut dan baju luar warna biru. Tidak ada
masyarakat lain di Hindia Timur yang memiliki pakaian semirip ini yang
lebih mendekati selain masyarakat Atjeh, dan mungkin itulah maksudnya.
Hanya dokumen resmi kota Salem yang dibenarkan memakai Lambang kota
tersebut. Adalah termasuk pelanggaran hukum Negara dan Peraturan Lokal,
jika memakai lambang ini pada hal-hal yang tidak berhubungan dengan
urusan resmi Kota Salem. Pegawai Kota adalah penjaga Emblem Kota.
Perdagangan, bisnis, di manapun dan kapanpun ternyata menyimpan
intrik-intrik yang bisa menghancurkan hubungan yang terbina baik sejak
lama. Keinginan untuk mengeruk keuntungan pribadi dan politik dagang
telah membuat hubungan Aceh dan Amerika Serikat retak.
Salem Harbor, oil on canvas, Fitz Hugh Lane, 1853.Museum of Fine Arts, Boston.
Aceh pernah digempur Amerika Serikat akibat politik dagang dan provokasi Belanda. Pelabuhan Kuala Batu di Susoh, Aceh Selatan rata dengan tanah. Menurut M Nur El Ibrahimy dalam buku Selayang Pandang Langkah Diplomasi Kerajaan Aceh, setiap tahun diangkut sekitar 42.000 pikul atau sekitar 3.000 ton. Pusat perdagangan itu di Pelabuhan Kuala Batu, Susoh.
Dudley L. Pickman (1779–1846)
Sejak tahun 1829, karena harga lada di pasaran internasional merosot, jumlah kapal Amerika yang datang ke pelabuhan Aceh mulai menurun. Di antara kapal yang datang dalam masa kemerosotan ekonomi itu adalah kapal Friendship milik Silsbee, Pickman, dan Stone di bawah pimpinan nakhoda Charles Moore Endicot, seorang mualim yang sering membawa kapalnya ke Aceh.
Pada 7 Februari 1831 kapal Friendship milik Silsbee, Pickman, dan
Stone di bawah pimpinan nakhoda Charles Moore Endicot, seorang mualim
yang sering membawa kapalnya ke Aceh, berlabuh di pelabuhan Kuala Batu,
Aceh Selatan.
Ketika Endicot dan anak huahnya berada di daratan, tiba-tiba kapal
tersebut dibajak oleh sekelompok penduduk Kuala Batu. Akan tetapi, dapat
dirampas kembali oleh kapal-kapal Amerika yang kebetulan saat itu
berada di perairan Kuala dengan kerugian sebesar US $ 50.000 dan tiga
anak buahnya terbunuh.
Peristiwa itu kemudian menimbulkan sejumlah tanda tanya. Pasalnya,
selama setengah abad menjalin hubungan dagang belum pernah terjadi
perompakan seperti itu. Menurut M Nur El Ibrahimy, ada beberapa penyebab
terjadinya peristiwa tersebut.
Pertama, peristiwa itu dipicu oleh kekecewaan orang Aceh yang selalu ditipu oleh Amerika dalam perdagangan lada.
Itu hanya satu faktor. Penyebab lain, Belanda berhasil memprovokasi
orang Aceh untuk menyerang kapal-kapal Amerika. Tujuannya, Belanda
ingin merusak nama baik Kerajaan Aceh sehingga terkesan tidak mampu
melindungi kapal asing yang berlabuh di Aceh.
Andrew Jackson for President U.S in 1822
Tentu saja Kerajaan Aceh sibuk memberi klarifikasi. Belakangan, diketahui Belanda yang membayar dan mempersenjatai kapal Aceh yang dinakhodai Lahuda Langkap untuk menyerang kapal Amerika dengan menggunakan bendera Kerajaan Aceh.
Kejadian ini membuat kerugian besar di pihak Amerika Serikat dan
beberap kru kapal tewas di tangan perompak. Hal ini menyebabkan
kemarahan besar di pihak Amerika.
Senator Nathanian Silsbee, salah seorang pemilik kapal Friendship dan Partai Whip (Partai Republiken) yang beroposisi terhadap pemerintahan Presiden Jackson, sekaligus seorang politikus yang sangat berpengaruh pada masa itu, langsung menyurati Presiden Jackson pada tanggal 20 Juli 1831.
Senator Nathanian Silsbee, salah seorang pemilik kapal Friendship dan Partai Whip (Partai Republiken) yang beroposisi terhadap pemerintahan Presiden Jackson, sekaligus seorang politikus yang sangat berpengaruh pada masa itu, langsung menyurati Presiden Jackson pada tanggal 20 Juli 1831.
Subuh 6 Februari 1832, sebanyak 260 orang marinir Amerika di bawah
pimpinan Shubrick, komandan kapal perang terbaik Amerika saat itu,
Potomac, membumihanguskan pelabuhan Kuala Batee, Susoh, Aceh Barat dibawah perintah langsung Presiden Amerika Serikat, Andrew Jackson.
Bagaimanapun, hubungan Kerajaan Aceh dengan Amerika Serikat sudah
terbina sejak lama. Dan bukti nyata hubungan tersebut terpatri dalam
logo Kota Salem, Massachusetts. Akankah sejarah kejayaan “lada” Aceh
kembali terulang? (*/tgj.co.id)
Penulis seorang dokter asal Aceh yang sedang menjalani PPDS Ilmu Penyakit Dalam FK Unsri, Palembang.
Referensi:
1. http://culacalo-tuleih.blogspot.com/2012/04/aceh-emblem-kota-salem.html
2. http://en.wikipedia.org/wiki/Salem,_Massachusetts
3. http://www.salem.com/pages/index
4. http://www.salemweb.com/community/city.shtml
5. http://www.terbaca.com/2011/09/kisah-serang-usa-ke-aceh.html
0 komentar:
Posting Komentar