Tujuh artefak religius yang ternyata palsu
Cuplikan film “Innocent of Muslims” baru-baru ini menyebabkan kerusuhan
gara-gara menggambarkan Nabi Muhammad sebagai seorang cunihin,
penganiaya anak dan penjahat. Beberapa orang Amerika, termasuk duta
besar Amerika Serikat untuk Libya, Chris Stevens, tewas dalam aksi
protes terhadap film tersebut.
Tetapi di balik kemarahan tersebut, masih belum jelas apakah film itu
benar-benar ada. Yang baru ada hanyalah cuplikannya. Investigasi
terhadap “film” anti-Islam tersebut sedang dilakukan, tapi masih belum
ditemukan bukti apakah film itu ada atau hanya sebuah kebohongan.
Orang membuat kebohongan karena banyak alasan, tapi ketika penipuan
dipadukan dengan hal yang berhubungan dengan agama hasilnya bisa menjadi
menjadi sesuatu yang lucu hingga menjadi hal yang mematikan.
Berikut adalah tujuh sejarah kebohongan tentang agama:
|
Buku The Protocols of The Learned Elder of Zion |
1. Protokol tetua Zion
Mungkin ini adalah kebohongan tentang agama yang paling terkenal dan
jahat dalam sejarah, “The Protokol of the Learned Elders of Zion” adalah
sebuah buku yang seharusnya mengungkapkan sebuah rahasia konspirasi
orang Yahudi untuk menguasai dunia.
Buku itu pertama kali muncul di Rusia pada 1905, dan meskipun buku
tersebut telah dicap sebagai pemalsuan, buku itu masih terus dicetak dan
tetap beredar. Banyak orang menudukung kebohongan tersebut, termasuk
aktor Mel Gibson, Adolf Hitler, dan pemilik perusahaan mobil Henry Ford,
yang pada 1920 membiayai penerbitan setengah juta kopi buku itu.
|
Kain kafan pemakaman Yesus |
2. Kain kafan dari Turin (Shroud of Turin) dan relik suci lainnya
Meskipun banyak orang percaya bahwa Shroud of Turin Italia adalah kain
kafan pemakaman Yesus, Ada bukti menarik bahwa kain kafan tersebut
faktanya adalah sebuah kebohongan, termasuk surat pada 1389 dari Uskup
Prancis Pierre d’Arccisto French Bishop Pierre d'Arcisto Pope Clement
yang menyatakan bahwa seorang pelukis mengaku bahwa dia menulis surat
tersebut.
Memang, bukti dari uskup tersebut sangat meyakinkan bahkan Pope Clement
mengakui hal itu sebagai sebuah pemalsuan — salah satu peninggalan suci
palsu yang tidak terhitung jumlahnya yang terus beredar saat itu. Usia
karbon yang terdapat pada shroud of Turin ternyata tidak sama dengan
saat penguburan Kristus tetapi dibuat 14 abad kemudian — tepatnya ketika
seorang pemalsu mengaku membuat kain kafan itu. Bahkan yang lebih
meragukan lagi, tidak ada catatan keberadaan kain kafan tersebut
sebelumnya.
Jika itu adalah benar kain kafan penguburan Yesus Kristus, hal tersebut
terlihat meragukan karena tidak ada satu orang pun yang mengetahui
tentang kain itu selama 1300 tahun. Meskipun masih banyak orang percaya
keasliannya, bukti sejarah dan ilmiah menunjukkan Shroud of Turin
mungkin adalah sebuah kebohongan. Seperti ditulis peneliti Joe Nickell
di dalam bukunya “Relics of the Jesus” (The University Press of
Kentucky, 2007), kain kafan yang ditampilkan di Turin hanya salah satu
dari lebih dari 40 kain kafan Yesus yang semua diklaim asli.